TULISAN INI UNTUK MAMA || Repost from my Old Blog
April, 2013
Aku lupa sejak kapan kita bersama-sama, Mama. Jiwamu dulu jiwaku, begitupun hari ini sampai seterusnya nanti. KetentuanNya memilih Mama sebagai wanita yang memerantai hidupku hari ini adalah ketentuan terindah dalam seluruh nafas yang sudah pernah aku hirup. Aku bisa saja terlahir melalui rahim yang lain, tapi sedari awal aku tau Dia akan memilihmu. Aku tau kamu berbeda. Aku tau kita bisa menjadi tim yang sempurna. Terbukti, kan? Kamu memang berbeda. Umm, yaa, kita memang sejujurnya sering bertengkar, lebih banyak karena kadang aku tak bisa diajak bekerja sama, tapi, sebenarnya, perkiraanku tak meleset barang semili. Kita tim yang hebat. Kamu bahkan tau aku sakit saat aku tidak memberitaumu. Aku merindukanmu saat kehadiranmu tak ada, begitupun kamu. Walaupun rasa jengah dan gengsi yang begitu tinggi menghalangi terwujudnya rasa rindu itu secara fisik, tapi aku tau, kamu tak pernah bisa lepas pandangannya dari aku.
Mama, tulisan ini untukmu.
Ada berjuta kata yang ingin aku tuliskan, tapi biarlah kata terima kasih mengalun pertama kali. Jika sebuah karya tulis saja diawali dengan kata terima kasih, jika setiap pemberian yang kita terima saja selalu diawali dengan kata terima kasih, apalagi tulisan ini. Terima kasih, mama. Terima kasih untuk 9 bulan yang begitu indah, tempat yang begitu sempurna, untuk aku menyempurnakan diriku sebelum bertemu denganmu. Aku bahkan lupa bagaimana surga saat aku berada 9 bulan bersamamu. Terima kasih untuk 19 tahun yang begitu penuh dengan cinta. Aku tak pernah merasakan cinta sebesar cintamu untukku. Terima kasih untuk setiap sabar yang dicurahkan seluruhnya kepadaku, kesabaran yang mengantarkan ibu jariku mengetikkan seluruh huruf-huruf ini menjadi kata-kata dan kalimat-kalimat. Terima kasih untuk setiap tetes keringat yang terkucur demi aku untuk bisa mewujudkan mimpiku..
Mama, aku lupa bagaimana rasanya surga dan juga bagaimana rasanya 9 bulan berada di dalam rahimmu. Maafkan aku yang pelupa ini, Ma. Yaaa, itu tidak penting lagi sekarang, karena aku sebetulnya yakin sekali, rasanya pasti tidak beda dengan jika sekarang Mama memelukku erat dengan sebuah pelukan besar. Aku sudah 19 tahun merasakan pelukan itu dan tidak pernah bosan. Rasanya duniaku ada di hamparan dada dan jeratan kedua lenganmu..
Mama, aku mencintaimu dengan sangat. Aku merindukanmu dengan sangat, sangat, sangat…
Ya Allah, aku mencintaiMu lebih dengan sangat. Karena Kau menjadikan dia mamaku. Wanita ini hebat ya Allah. Sangat hebat. Tak ada lagi satupun wanita lain yang lebih hebat di mataku.
Aku sayang Mama.
I thank you very much for bringing me on my way to be what I’ve been dream since I was just a kid. I’m going to give you only what’s best. You’re not a doctor, you don’t know how to cure a disease. The great thing about you is, even if you weren’t a doctor, yeah, you know how to fix me when I get sick all the time. Why? Well, the answer is, because both of us are a great team. We do. We really do.
All of this fight is for you.
♥♥♥
========================================================================
Aku lupa deh pernah nulis tulisan untuk mama yang setelah aku baca lagi ternyata Manis jugaa.. pas iseng-iseng buka-buka Blog lama yang sekarang udah lupa sama akses masuknya, ketemu deh tulisan ini dan ini tulisan terakhir di Blog lama aku itu karna setelah itu aku gapernah lagi nulis di sana.
Ih aku agak spechless gitu bacanya, karna seinget aku waktu umur 19 tahun masa-masa labil lagi di puncak-puncaknya dan aku juga lebih sering berantem sama mama dari pada baikannya. Tapi gmana bisa itu tulisan akhirnya ke posting ?
Mungkin karna meskipun seberapa sering kita berdebat atau seberapa sering mama ngomel-ngomel rasa emosianal satu sama lain jadi semakin menguat. Setelah sekarang tiga tahun lebih dewasa dari waktu itu aku jadi ngerti kenapa mama suka ngomel-ngomel, tak lain dan tak bukan karna mama peduli sama semua yang ada dan terjadi pada anak-anaknya.
Gatau deh sekarang karna udah punya cucu pertama, dua anak perempuannya masih lebih di peduliin atau gak? Tapi seperti apapun mama yang dulu dan sekarang. Tetep aja Cinta itu gak akan pernah berubah atau berkurang.
Aku lupa sejak kapan kita bersama-sama, Mama. Jiwamu dulu jiwaku, begitupun hari ini sampai seterusnya nanti. KetentuanNya memilih Mama sebagai wanita yang memerantai hidupku hari ini adalah ketentuan terindah dalam seluruh nafas yang sudah pernah aku hirup. Aku bisa saja terlahir melalui rahim yang lain, tapi sedari awal aku tau Dia akan memilihmu. Aku tau kamu berbeda. Aku tau kita bisa menjadi tim yang sempurna. Terbukti, kan? Kamu memang berbeda. Umm, yaa, kita memang sejujurnya sering bertengkar, lebih banyak karena kadang aku tak bisa diajak bekerja sama, tapi, sebenarnya, perkiraanku tak meleset barang semili. Kita tim yang hebat. Kamu bahkan tau aku sakit saat aku tidak memberitaumu. Aku merindukanmu saat kehadiranmu tak ada, begitupun kamu. Walaupun rasa jengah dan gengsi yang begitu tinggi menghalangi terwujudnya rasa rindu itu secara fisik, tapi aku tau, kamu tak pernah bisa lepas pandangannya dari aku.
Mama, tulisan ini untukmu.
Ada berjuta kata yang ingin aku tuliskan, tapi biarlah kata terima kasih mengalun pertama kali. Jika sebuah karya tulis saja diawali dengan kata terima kasih, jika setiap pemberian yang kita terima saja selalu diawali dengan kata terima kasih, apalagi tulisan ini. Terima kasih, mama. Terima kasih untuk 9 bulan yang begitu indah, tempat yang begitu sempurna, untuk aku menyempurnakan diriku sebelum bertemu denganmu. Aku bahkan lupa bagaimana surga saat aku berada 9 bulan bersamamu. Terima kasih untuk 19 tahun yang begitu penuh dengan cinta. Aku tak pernah merasakan cinta sebesar cintamu untukku. Terima kasih untuk setiap sabar yang dicurahkan seluruhnya kepadaku, kesabaran yang mengantarkan ibu jariku mengetikkan seluruh huruf-huruf ini menjadi kata-kata dan kalimat-kalimat. Terima kasih untuk setiap tetes keringat yang terkucur demi aku untuk bisa mewujudkan mimpiku..
Mama, aku lupa bagaimana rasanya surga dan juga bagaimana rasanya 9 bulan berada di dalam rahimmu. Maafkan aku yang pelupa ini, Ma. Yaaa, itu tidak penting lagi sekarang, karena aku sebetulnya yakin sekali, rasanya pasti tidak beda dengan jika sekarang Mama memelukku erat dengan sebuah pelukan besar. Aku sudah 19 tahun merasakan pelukan itu dan tidak pernah bosan. Rasanya duniaku ada di hamparan dada dan jeratan kedua lenganmu..
Mama, aku mencintaimu dengan sangat. Aku merindukanmu dengan sangat, sangat, sangat…
Ya Allah, aku mencintaiMu lebih dengan sangat. Karena Kau menjadikan dia mamaku. Wanita ini hebat ya Allah. Sangat hebat. Tak ada lagi satupun wanita lain yang lebih hebat di mataku.
Aku sayang Mama.
I thank you very much for bringing me on my way to be what I’ve been dream since I was just a kid. I’m going to give you only what’s best. You’re not a doctor, you don’t know how to cure a disease. The great thing about you is, even if you weren’t a doctor, yeah, you know how to fix me when I get sick all the time. Why? Well, the answer is, because both of us are a great team. We do. We really do.
All of this fight is for you.
♥♥♥
========================================================================
Aku lupa deh pernah nulis tulisan untuk mama yang setelah aku baca lagi ternyata Manis jugaa.. pas iseng-iseng buka-buka Blog lama yang sekarang udah lupa sama akses masuknya, ketemu deh tulisan ini dan ini tulisan terakhir di Blog lama aku itu karna setelah itu aku gapernah lagi nulis di sana.
Ih aku agak spechless gitu bacanya, karna seinget aku waktu umur 19 tahun masa-masa labil lagi di puncak-puncaknya dan aku juga lebih sering berantem sama mama dari pada baikannya. Tapi gmana bisa itu tulisan akhirnya ke posting ?
Mungkin karna meskipun seberapa sering kita berdebat atau seberapa sering mama ngomel-ngomel rasa emosianal satu sama lain jadi semakin menguat. Setelah sekarang tiga tahun lebih dewasa dari waktu itu aku jadi ngerti kenapa mama suka ngomel-ngomel, tak lain dan tak bukan karna mama peduli sama semua yang ada dan terjadi pada anak-anaknya.
Gatau deh sekarang karna udah punya cucu pertama, dua anak perempuannya masih lebih di peduliin atau gak? Tapi seperti apapun mama yang dulu dan sekarang. Tetep aja Cinta itu gak akan pernah berubah atau berkurang.
Komentar
Posting Komentar